LAPORAN
PRAKTIKUM PLK
MEMBERSIHKAN
LEMARI ASAM
Disusun
oleh :
Kelompok
: II (Dua)
Nama
Siswa : Intan Novianti
M.Chaidi Amri
Kelas : 1 Analisis 2
LABORATORIUM
KIMIA DASAR
KOMPETENSI
KEAHLIAN ANALISIS KIMIA
SMK
NEGERI 7 BANDUNG
2011/2012
Bab.
I Pendahuluan
1.1
Prinsip Dasar
Lemari
asam (Fume hood)
Lemari
asam
Lemari
asam dalam laboratorium sangat diperlukan dan menjadi saran
pendukunglaboratorium . Ada beberapa fungsi lemari asam:
1.
Tempat reaksi kimia yang menggunakan bahan bahan yang mudah menguap, gas yang
berbahaya
2.
Tempat transfer bahan bahan kimia dan biologi
3.
dll
Sirkulasi
udara dalam sistem lemari asam memegang peranan kunci dari aman tidaknya lemari
asam. Disamping itu bahan bahan yang digunakan dalam lemari asam sebaiknya
tahan terhadap bahan kimia.
Ada
tiga komponen kimia yang perlu diperhatikan dalam pemeilihan bahan lemari
asam/fume hood. Kompone tersebut adalah:
1.
Tahan terhadap bahan bahan kimia organik seperti pelarut oragnik
2.
Tahan terhadap bahan kimia yang bersifat korosif seperti asam dan bahasa.
3.
Tahan terhadap ledakan.
Ketiga
komponen tersebut menjadi pertimbangan utama dalam memilih lemari
asam/fume
hood disamping desain dan harga.
PT.
TARIFA INDONESIA adalah authorized dealer lemari asam/fume hood dan menyediakan
lemari asam/fume hood sesuai dengan kebutuhan anda. Kami mensuplai
kebutuhan lemari asama anda baik itu lemari asam buatan luar negeri seperti
dari cole parmer atau pun produk dalam negeri. Konsultasikan kebutuhan lemari
asam/fume hood anda dengan tenaga ahli kami sehingga lemari asam yang akan anda
beli sesuai dengan harapan anda. Jika anda masalah dengan lemari asam/fume hood
anda maka kami menyediakan jasa service untuk perawatan lemari asam anda.
Contoh
lemari asam buatan luar negeri (Cole Parmer)
Contoh
lemari asam buatan lokal (Model RA 120 M)
Spesifikasi
teknis Lemari asam/fume hood model RA 120 M:
1.
Kapasitas Ruang Kerja : ± 750 Liter
2.
Sistem Sirkulasi Udara : Centrifugal Blower
-
Motor Power : 0.18 KW
-
Air Flow : 1100 M3/H
-
Fan & Housing : PP & DE
3. Jendela Kerja : Safety Glass Tempered # 6 mm
(Tinggi) 500 mm x (Panjang) 1045 mm
4.
Sistem Penggerak Jendela : - Manual +
Balans Pemberat
5. Konsumsi Daya Listrik : AC 220 Volt; 50 Hz; Max. 2200
VA
- Penerangan Ruang Kerja 2 x 20 Watt
- Power
Outlet
: 220 Volt; 10 Amp.
6. Dimensi Mekanikal : (Tinggi) 2440 x (Panjang) 1200 x
(Lebar) 800 mm
7. Material Struktur : Multipleks Total Ketebalan # 18 mm
8. Alas Ruang Kerja : PVC # 8 mm
9. Fasilitas Kran Air : Ada
10.Fasilitas untuk Suplai Gas : Optional (Tambahan)
11.Pengecatan Akhir Alat : Special Paint (Chemical Resistance)
1.2
Tujuan praktikum
Agar siswa dapat membersihakan lemari
asam dengan baik dan benar
Agar siswa dapat mengidentifikasi
tumpahan zat di lemari asam
Agar siswa dapat mengetahui penetral
tuntuk tumpahan zat di lemari asam
Bab. II Teori Penunjang
Amonium
klorida, sebuah senyawa anorganik
dengan rumus NH 4 Cl , adalah kristal
putih garam , sangat
larut dalam air. Solusi dari amonium klorida yang agak asam. Sal amoniak
adalah nama dari bentuk, alami mineralogi dari amonium klorida. Mineral ini
umumnya terbentuk pada pembakaran batubara kesedihan,
karena kondensasi batubara yang diturunkan gas. Hal ini juga ditemukan di
beberapa jenis ventilasi vulkanik. Hal ini digunakan sebagai agen penyedap pada
beberapa jenis akar manis . Ini
adalah produk dari reaksi asam klorida dan
amonia
Reaksi
NH 4 Cl → NH 3
+ HCl
Amonium
klorida bereaksi dengan hidroksida, basa kuat misalnya natrium, untuk
melepaskan gas amonia:
NH 4 Cl + NaOH → NH 3
+ NaCl + H 2 O
Demikian
pula, amonium klorida juga bereaksi dengan karbonat logam alkali pada
temperatur tinggi, memberikan amonia dan klorida logam alkali:
2 NH 4 Cl + Na 2
CO 3 → 2 NaCl + CO 2 + H 2 O + 2 NH 3
Sebuah 5%
oleh berat larutan amonium klorida dalam air memiliki pH dalam kisaran 4,6-6,0. [5]
Aplikasi di
laboratorium
Garam (kimia)
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Natrium klorida (NaCl) adalah
bahan utama garam dapur
Ada banyak macam-macam garam. Garam yang
terhidrolisa dan membentuk ion hidroksida ketika
dilarutkan dalam air maka dinamakan garam
basa. Garam yang terhidrolisa dan membentuk ion hidronium
di air disebut sebagai garam
asam. Garam netral adalah garam yang bukan garam asam
maupun garam basa. Larutan Zwitterion mempunyai
sebuah anionik dan kationik di tengah di molekul yang sama, tapi tidak disebut
sebagai garam. Contohnya adalah asam amino, metabolit, peptida, dan protein.
Larutan garam dalam air
(Misalnya natrium klorida dalam air) merupakan larutan elektrolit, yaitu larutan yang dapat
menghantarkan arus listrik.
Cairan dalam tubuh makhluk hidup mengandung larutan garam, misalnya sitoplasma dan darah.
Tapi, karena cairan dalam tubuh ini juga mengandung banyak ion-ion lainnya,
maka tidak akan membentuk garam setelah airnya diuapkan.
Ciri-ciri
Warna
Kalium dikromat, garam berwarna
jingga yang digunakan sebagai pigmen
Mangan dioksida, garam yang
berwarna hitam
Garam dapat berwarna macam-macam, seperti
misalnya di bawah ini:
Rasa
Bau
Garam yang berasal dari asam kuat dan basa
kuat ("garam
kuat") biasanya stabil dan tidak berbau, sedangkan garam yang
terbentuk dari asam lemah maupun basa lemah ("garam
lemah") lebih berbau karena disebabkan oleh asam
konjugasinya (contohnya asetat (asam asetat) pada (cuka)
dan sianida seperti hidrogen sianida) atau bisa juga karena basa konjugasinya
(contohnya garam amonium seperti amonia). Dekomposisi
parsial ini bisa dipercepat dengan penambahan air, karena hidrolisis merupakan setengah bagian lain
dari reaksi
reversibel yang membentuk garam
lemah.
Ion
Nama-nama garam diawali dengan nama ion
kation (contohnya, natrium atau amonium) diikuti dengan nama ion
anion (contohnya, klorida atau asetat).
Ion yang termasuk kation diantaranya:
Besi (II) oksida (FeO)
Besi (III) oksida (Fe2O3)
Ion yang termasuk anion termasuk:
Pembentukan garam
Timbal(II) sulfat (PbSO4)
- Reaksi
antara asam dan basa, misalnya asam klorida (HCl) + amoniak (NH3) → amonium
klorida (NH4Cl).
- Reaksi
antara logam dan asam kuat encer, misalnya Mg
+ 2 HCl → MgCl2 + H2. Keterangan: logam mulia umumnya tidak bereaksi
dengan cara ini.
- Reaksi
antara logam dan nonlogam, misalnya, Ca + Cl2 → CaCl2
- Reaksi
antara basa dan oksida asam, misalnya, 2 NaOH
+ Cl2O → 2 NaClO + H2O
- Reaksi
antara asam dengan oksida basa, misalnya, 2 HNO3
+ Na2O
→ 2 NaNO3
+ H2O
- Garam
juga dapat dibentuk apabila 2 garam yang berbeda dicampur. Ion-ion mereka
akan membentuk campuran baru, misalnya:
Pb(NO3)2(aq)
+ Na2SO4(aq) → PbSO4(s) + 2 NaNO3(aq)
Bab III Prosedur Praktikum
2.1
Alat-alat Praktikum
Pipet tetes
Plat tetes
2.2
Bahan-bahan praktikum
Aquades
Lakmus biru
Lakmus merah
Larutan ammonium klorida
Larutan karbonat
2.3
Prosedur kerja
a.
Perhatikan kondisi dan
kebersihan lemari asam
|
|
b.
Apabila ada tumpahan pereaksi
amati pereaksi apa yang tumpah (misalkan lemari asam dimisalkan dengan plat
tetes dan tumpahan dimisalkan sample A dan B
|
|
c.
Celupkan kertas lakmus merah dan
biru ,apakah terjadi perubahan warna pada kertas lakmus tersebut
|
|
d.
Pastikan tumpahan apakah yang
ada dilemari asam kemudian gunakan larutan
penetral agar tumpahan tersebut dapat dibersihkan
|
|
e.
Kemudian encerkan dengan air
|
|
f.
Lalu lap dengan menggunakan kain
pembersih
|
|
|
|
Bab
IV Hasil dan Pembahasan
4.1 Data Pengamatan
Tumpahan
|
Jumlah tetesan tumpahan
|
Penetral (NaCl)
|
Sample A
|
2
tetes
|
160 tetes
|
Tumpahan
|
Jumlah tetesan tumpahan
|
Penetral (NH4Cl)
|
Sample B
|
3 tetes
|
3 tetes
|
4.2 Pembahasan
Percobaan kali
ini,kami melkukan pembersihan lemari asam. Namun diaplikasikannya didalam gelas
kimia dengan menggunakan tumpahan yang terdiri dari sampel A dan sampel B. pada
sampel A kami memasukan 2 tetes kedalam gelas kimia lalu diperiksa sifat dari
sampel A tesebut dengan menggunakan lakmus merah dan ternyata lakmus merah
tersebut berubah warna menjadi biru ,itu berarti sampel A bersifat basa.
Setelah kita mengetahui sifat dari tumpahan ,kemudian kita netralkan dengan
larutan penetral basa yaitu NH4Cl yang merupakan garam yang bersifat asam
dengan reaksi :
NH4Cl NH4+ +
Cl-

NH4+
+H2O NH4OH
+ H+
Cl- + H2O
(tidak ada reaksi Karena berasal dari asam
kuat yaitu HCl )
Dilihat dari reaksi
tersebut,maka larutan tersebut bersifat asam yang dapat menetralkan larutan
yang bersifat basa.
Atau dengan NaCl yang merupakan garam untuk
menteralkan larutan yang bersifat basa dan mempunyai pH 7 meskipun tidak semua
garam mempunyai pH 7.. Kemudian kami menetralkan tumpahan tersebut dengan NaCl
dengan jumlah 160 tetes dan hasilnya pun larutan tau tumpahan tersebut bersifat
netral setelah dicoba kembali dengan menggunakan lakmus merah dan warna nya pun
tak berubah serta pada saat di uji kembali memakai lakmus biru warna nya pun
tak berubah. Sama halnya pada sampel B dengan 3 tetes larutannya ,yang kemudian
di uji dengan lakmus biru dan warna nya berubah menjadi merah dan itu
memperlihatkan bahwa sampel B bersifat asam sehingga dinetralkan dengan larutan
Na2CO3 yang merupakan garam untuk menetralkan larutan
yang bersifat asam.
Bab.
V Kesimpulan
5.1
Daftar Pustaka