Selasa, 08 Mei 2012

laporan !


LAPORAN PRAKTIKUM PLK
MEMBERSIHKAN LEMARI ASAM
Lihat gambar ukuran penuh
Disusun oleh        :
Kelompok            : II (Dua)
Nama Siswa                   : Intan Novianti
  M.Chaidi Amri
                                      Kelas                    : 1 Analisis 2


LABORATORIUM KIMIA DASAR
KOMPETENSI KEAHLIAN ANALISIS KIMIA
SMK NEGERI 7 BANDUNG
2011/2012
Bab. I Pendahuluan
1.1     Prinsip Dasar
Lemari asam (Fume hood)
Lemari asam
Lemari asam dalam laboratorium sangat diperlukan dan menjadi saran pendukunglaboratorium .  Ada beberapa fungsi lemari asam:
1. Tempat reaksi kimia yang menggunakan bahan bahan yang mudah menguap, gas yang berbahaya
2. Tempat transfer bahan bahan kimia dan biologi
3. dll
Sirkulasi udara dalam sistem lemari asam memegang peranan kunci dari aman tidaknya lemari asam. Disamping itu bahan bahan yang digunakan dalam lemari asam sebaiknya tahan terhadap bahan kimia.
Ada tiga komponen kimia yang perlu diperhatikan dalam pemeilihan bahan lemari asam/fume hood. Kompone tersebut adalah:
1. Tahan terhadap bahan bahan kimia organik seperti pelarut oragnik
2. Tahan terhadap bahan kimia yang bersifat korosif seperti asam dan bahasa.
3. Tahan terhadap ledakan.
Ketiga komponen tersebut menjadi pertimbangan utama dalam memilih lemari
asam/fume hood disamping desain dan harga.
PT. TARIFA INDONESIA adalah authorized dealer lemari asam/fume hood dan menyediakan lemari asam/fume hood sesuai  dengan kebutuhan anda. Kami mensuplai kebutuhan lemari asama anda baik itu lemari asam buatan luar negeri seperti dari cole parmer atau pun produk dalam negeri. Konsultasikan kebutuhan lemari asam/fume hood anda dengan tenaga ahli kami sehingga lemari asam yang akan anda beli sesuai dengan harapan anda. Jika anda masalah dengan lemari asam/fume hood anda maka kami menyediakan jasa service untuk perawatan lemari asam anda.

Contoh lemari asam buatan luar negeri (Cole Parmer)


Contoh lemari asam buatan lokal (Model RA 120 M)
Spesifikasi  teknis Lemari asam/fume hood model RA 120 M:
1. Kapasitas Ruang Kerja : ± 750 Liter

2. Sistem Sirkulasi Udara : Centrifugal Blower
- Motor Power : 0.18 KW
- Air Flow : 1100 M3/H
- Fan & Housing : PP & DE
3. Jendela Kerja : Safety Glass Tempered # 6 mm
(Tinggi) 500 mm x (Panjang) 1045 mm
4. Sistem Penggerak Jendela : - Manual + Balans Pemberat
5. Konsumsi Daya Listrik : AC 220 Volt; 50 Hz; Max. 2200 VA
- Penerangan Ruang Kerja 2 x 20 Watt
- Power Outlet                                      : 220 Volt; 10 Amp.
6. Dimensi Mekanikal : (Tinggi) 2440 x (Panjang) 1200 x (Lebar) 800 mm
7. Material Struktur : Multipleks Total Ketebalan # 18 mm
8. Alas Ruang Kerja : PVC # 8 mm
9. Fasilitas Kran Air : Ada
10.Fasilitas untuk Suplai Gas : Optional (Tambahan)
11.Pengecatan Akhir Alat : Special Paint (Chemical Resistance)


1.2     Tujuan praktikum
Agar siswa dapat membersihakan lemari asam dengan baik dan benar
Agar siswa dapat mengidentifikasi tumpahan zat di lemari asam
Agar siswa dapat mengetahui penetral tuntuk tumpahan zat di lemari asam

Bab. II Teori Penunjang
Amonium klorida, sebuah senyawa anorganik dengan rumus NH 4 Cl , adalah kristal putih garam , sangat larut dalam air. Solusi dari amonium klorida yang agak asam. Sal amoniak adalah nama dari bentuk, alami mineralogi dari amonium klorida. Mineral ini umumnya terbentuk pada pembakaran batubara kesedihan, karena kondensasi batubara yang diturunkan gas. Hal ini juga ditemukan di beberapa jenis ventilasi vulkanik. Hal ini digunakan sebagai agen penyedap pada beberapa jenis akar manis . Ini adalah produk dari reaksi asam klorida dan amonia

Reaksi

Amonium klorida tampaknya luhur pada pemanasan. Namun, proses ini sebenarnya dekomposisi menjadi amonia dan hidrogen klorida gas. [3]
NH 4 Cl → NH 3 + HCl
Amonium klorida bereaksi dengan hidroksida, basa kuat misalnya natrium, untuk melepaskan gas amonia:
NH 4 Cl + NaOH → NH 3 + NaCl + H 2 O
Demikian pula, amonium klorida juga bereaksi dengan karbonat logam alkali pada temperatur tinggi, memberikan amonia dan klorida logam alkali:
2 NH 4 Cl + Na 2 CO 3 → 2 NaCl + CO 2 + H 2 O + 2 NH 3
Sebuah 5% oleh berat larutan amonium klorida dalam air memiliki pH dalam kisaran 4,6-6,0. [5]

Aplikasi di laboratorium

Amonium klorida digunakan untuk menghasilkan suhu rendah dalam mandi pendinginan . Solusi amonium klorida dengan amonia digunakan sebagai larutan buffer .
Natrium klorida, juga dikenal sebagai garam, garam dapur, garam meja atau garam karang , adalah senyawa ionik dengan rumus Na Cl . Natrium klorida adalah garam yang paling bertanggung jawab atas salinitas dari laut dan dari cairan ekstraselular dari multiseluler banyak organisme . Sebagai bahan utama dalam garam dapat dimakan , umumnya digunakan sebagai bumbu dan makanan pengawet .

Garam (kimia)

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Natrium klorida (NaCl) adalah bahan utama garam dapur
Dalam ilmu kimia, garam adalah senyawa ionik yang terdiri dari ion positif (kation) dan ion negatif (anion), sehingga membentuk senyawa netral (tanpa bermuatan). Garam terbentuk dari hasil reaksi asam dan basa. Komponen kation dan anion ini dapat berupa senyawa anorganik seperti klorida (Cl), dan bisa juga berupa senyawa organik seperti asetat (CH3COO) dan ion monoatomik seperti fluorida (F), serta ion poliatomik seperti sulfat (SO42−). Natrium klorida (NaCl), bahan utama garam dapur adalah suatu garam.
Ada banyak macam-macam garam. Garam yang terhidrolisa dan membentuk ion hidroksida ketika dilarutkan dalam air maka dinamakan garam basa. Garam yang terhidrolisa dan membentuk ion hidronium di air disebut sebagai garam asam. Garam netral adalah garam yang bukan garam asam maupun garam basa. Larutan Zwitterion mempunyai sebuah anionik dan kationik di tengah di molekul yang sama, tapi tidak disebut sebagai garam. Contohnya adalah asam amino, metabolit, peptida, dan protein.
Larutan garam dalam air (Misalnya natrium klorida dalam air) merupakan larutan elektrolit, yaitu larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Cairan dalam tubuh makhluk hidup mengandung larutan garam, misalnya sitoplasma dan darah. Tapi, karena cairan dalam tubuh ini juga mengandung banyak ion-ion lainnya, maka tidak akan membentuk garam setelah airnya diuapkan.

Ciri-ciri

Warna

Kalium dikromat, garam berwarna jingga yang digunakan sebagai pigmen
Mangan dioksida, garam yang berwarna hitam
Garam dapat berwarna cerah dan transparan (contohnya natrium klorida), Buram, dan kadang juga berwarna metalik dan berkilau (Besi disulfida).
Garam dapat berwarna macam-macam, seperti misalnya di bawah ini:

Rasa

Di semua garam, ada 5 rasa berbeda, yaitu: asin (natrium klorida), manis (timbal (II) asetat, beracun kalau sampai tertelan), asam (kalium bitartrat), pahit (magnesium sulfat), dan gurih (monosodium glutamat).

Bau

Garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat ("garam kuat") biasanya stabil dan tidak berbau, sedangkan garam yang terbentuk dari asam lemah maupun basa lemah ("garam lemah") lebih berbau karena disebabkan oleh asam konjugasinya (contohnya asetat (asam asetat) pada (cuka) dan sianida seperti hidrogen sianida) atau bisa juga karena basa konjugasinya (contohnya garam amonium seperti amonia). Dekomposisi parsial ini bisa dipercepat dengan penambahan air, karena hidrolisis merupakan setengah bagian lain dari reaksi reversibel yang membentuk garam lemah.

Ion

Nama-nama garam diawali dengan nama ion kation (contohnya, natrium atau amonium) diikuti dengan nama ion anion (contohnya, klorida atau asetat).
Ion yang termasuk kation diantaranya:
Besi (II) oksida (FeO)
Besi (III) oksida (Fe2O3)
Ion yang termasuk anion termasuk:

Pembentukan garam

Timbal(II) sulfat (PbSO4)
Reaksi kimia untuk menghasilkan garam antara lain:
  1. Reaksi antara asam dan basa, misalnya asam klorida (HCl) + amoniak (NH3) → amonium klorida (NH4Cl).
  2. Reaksi antara logam dan asam kuat encer, misalnya Mg + 2 HCl → MgCl2 + H2. Keterangan: logam mulia umumnya tidak bereaksi dengan cara ini.
  3. Reaksi antara logam dan nonlogam, misalnya, Ca + Cl2CaCl2
  4. Reaksi antara basa dan oksida asam, misalnya, 2 NaOH + Cl2O → 2 NaClO + H2O
  5. Reaksi antara asam dengan oksida basa, misalnya, 2 HNO3 + Na2O → 2 NaNO3 + H2O
  6. Garam juga dapat dibentuk apabila 2 garam yang berbeda dicampur. Ion-ion mereka akan membentuk campuran baru, misalnya:
Pb(NO3)2(aq) + Na2SO4(aq) → PbSO4(s) + 2 NaNO3(aq)

Bab III Prosedur Praktikum

2.1  Alat-alat Praktikum
Pipet tetes
Plat tetes
2.2  Bahan-bahan praktikum
Aquades
Lakmus biru
Lakmus merah
Larutan ammonium klorida
Larutan karbonat

2.3  Prosedur kerja
a.      Perhatikan kondisi dan kebersihan lemari asam








b.      Apabila ada tumpahan pereaksi amati pereaksi apa yang tumpah (misalkan lemari asam dimisalkan dengan plat tetes dan tumpahan dimisalkan sample A dan B

c.       Celupkan kertas lakmus merah dan biru ,apakah terjadi perubahan warna pada kertas lakmus tersebut


d.      Pastikan tumpahan apakah yang ada dilemari asam kemudian gunakan larutan  penetral agar tumpahan tersebut dapat dibersihkan


e.      Kemudian encerkan dengan air




f.        Lalu lap dengan menggunakan kain pembersih















Bab IV Hasil dan Pembahasan
4.1 Data Pengamatan
Tumpahan
Jumlah tetesan tumpahan
Penetral (NaCl)
Sample A
2  tetes
160 tetes

Tumpahan
Jumlah tetesan tumpahan
Penetral (NH4Cl)
Sample B
3 tetes
3 tetes

4.2 Pembahasan
Percobaan kali ini,kami melkukan pembersihan lemari asam. Namun diaplikasikannya didalam gelas kimia dengan menggunakan tumpahan yang terdiri dari sampel A dan sampel B. pada sampel A kami memasukan 2 tetes kedalam gelas kimia lalu diperiksa sifat dari sampel A tesebut dengan menggunakan lakmus merah dan ternyata lakmus merah tersebut berubah warna menjadi biru ,itu berarti sampel A bersifat basa. Setelah kita mengetahui sifat dari tumpahan ,kemudian kita netralkan dengan larutan penetral basa yaitu NH4Cl yang merupakan garam yang bersifat asam dengan reaksi :
NH4Cl                    NH4+ + Cl-
NH4+ +H2O               NH4OH + H+
Cl- + H2O                (tidak ada reaksi Karena berasal dari asam kuat yaitu HCl )
Dilihat dari reaksi tersebut,maka larutan tersebut bersifat asam yang dapat menetralkan larutan yang bersifat basa.
 Atau dengan NaCl yang merupakan garam untuk menteralkan larutan yang bersifat basa dan mempunyai pH 7 meskipun tidak semua garam mempunyai pH 7.. Kemudian kami menetralkan tumpahan tersebut dengan NaCl dengan jumlah 160 tetes dan hasilnya pun larutan tau tumpahan tersebut bersifat netral setelah dicoba kembali dengan menggunakan lakmus merah dan warna nya pun tak berubah serta pada saat di uji kembali memakai lakmus biru warna nya pun tak berubah. Sama halnya pada sampel B dengan 3 tetes larutannya ,yang kemudian di uji dengan lakmus biru dan warna nya berubah menjadi merah dan itu memperlihatkan bahwa sampel B bersifat asam sehingga dinetralkan dengan larutan Na2CO3 yang merupakan garam untuk menetralkan larutan yang bersifat asam.











Bab. V Kesimpulan

5.1  Daftar Pustaka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar